Memuat...

LASIRAH - Lancar ASI, Sehat Ibu, Riang Anak dan Happy

ARTIKEL

Selamat Datang di Aplikasi LASIRAH

Halo Bunda....

Selamat datang di ruang kecil yang kami siapkan khusus untuk Bunda. Di sini, Bunda bisa menemukan informasi, tips, dan dukungan yang sederhana untuk mendampingi perjalanan menyusui agar lebih lancar, nyaman, dan menyenangkan. Kami percaya kalau Bunda bahagia, anak pun riang. Melalui LASIRAH, Bunda akan mendapat panduan praktis tentang menyusui, kesehatan mental, dan cara menjaga semangat serta kepercayaan diri dalam memberikan ASI. Mari kita wujudkan pengalaman menyusui yang sehat, penuh cinta, dan membawa kebahagiaan bagi Bunda dan buah hati tercinta.

Salam hangat,

Tim LASIRAH

Sajian

Sukses Menyusui Dengan Bahagia

Catatan Hati Bunda

Bunda Nonton Dulu Yuk...

Ruang Refleksi

Quote of the day

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu “. (QS. Al Baqarah : 168)

Dan para ibu, hendaklah menyusukan anak-anak mereka selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf." (QS. Surat Al-Baqarah : 233)

Dan Kami wasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS.Luqman : 14)

Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa: 'Susuilah dia, dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.'" (QS. Al-Qashash : 7)

Orang yang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya saat marah. (HR. Bukhari dan Muslim)


Data: Survei Pengguna

Galeri Foto

Gallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery PhotoGallery Photo

Sukses Menyusui Dengan Bahagia

01 MENGAPA MENYUSUI ITU PENTING
02 EFIKASI DIRI IBU MENYUSUI
03 POSISI MENYUSUI
04 PELEKATAN YANG BAIK
05 LANGKAH MENYUSUI YANG BENAR
06 ATASI STRES MENYUSUI
Kembali ke Beranda

Mengapa Menyusui Itu Penting

Mengapa menyusui itu penting? Mungkin pertanyaan tersebut pernah singgah di pemikiran Bunda. Bun, mempunyai bayi merupakan anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan YME. Oleh karena itu Bunda, selayaknyalah kita memelihara anugerah tersebut dengan sebaik-baiknya, diantaranya dengan menyusui.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal (Dinkes Jateng, 2012). Manfaat ASI sebagai makanan terbaik untuk bayi sudah dibuktikan dengan berbagai penelitian. Oleh karena itu organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) tahun 2001 merekomendasikan untuk pemberian ASI saja sampai 6 bulan, sesudah itu baru diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu untuk menyusui ekslusif selama 6 bulan kepada bayinya (Riskesdas, 2013).

Manfaat ASI bagi bayi diantaranya untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi, melindungi bayi dari infeksi dan meningkatkan kecerdasan. Manfaat ASI tidak hanya bagi bayi tetapi pada ibu yang menyusui. Manfaat bagi ibu yang menyusui diantaranya membantu menurunkan berat badan, membantu rahim kembali keukuran normal lebih cepat dan mencegah perdarahan, mencegah kanker payudara dan kanker ovarium, serta merupakan metode kontrasepsi yang alami (Entwistle, et al, 2010).

Nah Bunda, banyak sekali kan manfaat ASI? Tidak hanya untuk bayi tapi bagi Bunda juga sangat banyak manfaatnya. Jadi Bunda pasti setuju kan kalau menyusui itu penting. Nah sekarang kita lihat yuk Bun, faktor apa yang menentukan keberhasilan menyusui di halaman berikut ini...

Kembali ke Daftar

Efikasi Diri Ibu Menyusui

Bunda, salah satu faktor yang menentukan keberhasilan menyusui adalah efikasi ibu itu sendiri. Menurut Dennis dan Faux (1999) efikasi diri untuk menyusui merupakan keyakinan ibu pada kemampuannya untuk menyusui bayinya. Konsep mengenai efikasi diri pada ibu menyusui lebih menitikberatkan pada kemampuan ibu untuk memberikan ASI.

Bunda, banyak sekali penelitian yang menyebutkan bahwa efikasi diri yang tinggi merupakan faktor utama keberhasilan menyusui. Artinya Bun, semakin tinggi keyakinan kalau Bunda mampu untuk menyusui maka semakin tinggi pula keberhasilan menyusui.

Bunda, sekarang tentu sudah lebih paham kan mengenai efikasi diri ibu menyusui dan pengaruhnya terhadap keberhasilan menyusui. Dan untuk meningkatkan efikasi diri maka dapat dilakukan dengan pendekatan kognitif diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan tentang menyusui. Pengetahuan yang penting dimiliki agar proses menyusui berjalan dengan sukses adalah tentang tehnik menyusui yang benar diantaranya dengan memperhatikan posisi dan pelekatan yang benar. Oleh karena itu kita lanjut ke halaman selanjutnya tentang posisi menyusui ya Bun...

Kembali ke Daftar

Posisi Menyusui

Bunda, tadi kita sudah tahu tentang efikasi diri ibu menyusui ya, sekarang kita lanjut tentang posisi menyusui yang benar ya Bun...

EMPAT (4) KUNCI POSISI YANG BAIK

  1. Kepala dan badan bayi lurus
  2. Badan bayi dekat dengan ibu
  3. Menopang seluruh tubuh bayi
  4. Wajah bayi menghadap payudara ibu dengan hidung bayi menghadap puting ibu

Berikut ada gambar yang menunjukkan posisi yang benar dalam menyusui, mudah-mudahan Bunda lebih jelas ya...

Posisi Menyusui Posisi Menyusui Kembali ke Daftar

Pelekatan yang Baik

Bunda, selain posisi yang penting untuk diketahui juga adalah pelekatan yang baik. Kita lihat ya Bun, ciri-ciri bayi dengan pelekatan yang baik ya...

EMPAT (4) KUNCI PELEKATAN YANG BAIK

  1. Ada lebih banyak areola di atas mulut bayi daripada di bawahnya
  2. Mulutnya terbuka lebar
  3. Bibir bawah bayi memutar ke luar
  4. Dagu bayi hampir menyentuh payudara

Tanda-tanda yang lain

  1. Pipi bayi membulat
  2. Bayi dekat ke payudara dan menghadap ke arah payudara

Berikut, gambar tetang pelekatan yang baik ya Bun...

Posisi Menyusui Posisi Menyusui Kembali ke Daftar

Langkah Menyusui yang Benar

Nah Bunda pasti sudah tahu tentang posisi dan pelekatan yang baik bukan? Sekarang bagaimana sich langkah-langkah yang dilakukan Bunda kalau mau menyusui si kecil? Kita lihat bersama yuk Bun...

  1. Cuci tangan harus selalu dilakukan sebelum menyentuh si kecil ya Bun...
  2. Cari posisi yang nyaman, Bunda bisa melihat gambar 2 tentang berbagai macam posisi ibu menyusui
  3. ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya, fungsinya untuk melembabkan puting susu dan desinfektan
  4. Posisikan bayi dengan kepala dan badan bayi lurus, badan bayi dekat dengan ibu, menopang seluruh tubuh bayi dan wajah bayi menghadap payudara ibu dengan hidung bayi menghadap puting ibu. Bunda bisa melihat gambar 1 tentang posisi menyusui yang benar ya.
  5. Sentuh mulut bayi agar membuka
  6. Pelekatan yang baik, Bunda bisa melihat gambar 3 ya
  7. Sendawakan bayi
  8. Dan diahiri dengan cuci tangan ya Bun...
Kembali ke Daftar

Atasi Stres Menyusui

Bunda, sekarang kita lanjut membahas tentang stres ketika menyusui ya. Memang ada ya? Jawabannya ada bunda, tidak sedikit bunda-bunda yang tiba-tiba ASI tidak keluar yang akhirnya berhenti menyusui padahal baru beberapa minggu atau bulan menyusui.

Stres pada Ibu setelah melahirkan dikenal dengan depresi postpartum. Depresi postpartum merupakan gangguan mood (suasana hati) yang terjadi setelah melahirkan yang merupakan tanda depresi mayor (Kusuma, 2017). Tanda-tanda yang menyertainya adalah perasaan sedih, menurunnya suasana hati, merasa tidak berguna atau bersalah, kehilangan minat dalam kegiatan sehari-hari, peningkatan atau penurunan berat badan secara signifikan, kelelahan, penurunan konsentrasi bahkan ide bunuh diri.

Depresi post partum biasanya dialami oleh ibu setelah 2-6 minggu melahirkan (Ardiyanti dan Dinni, 2018). Angka kejadian depresi post partum adalah satu sampai dua dari 1000 kelahiran dan sekitar 50-60% ibu mengalami depresi post partum saat memiliki anak pertama, dan sekitar 50% ibu yang mengalami post partum tersebut memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mood (Prayoga, Dira, Ayu, & Wahyuni, 2016). Depresi post partum mempengaruhi penurunan maupun penghentian proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada ibu menyusui (Yasa dan Lesmana, 2019).

Posisi Menyusui

Bunda yang setelah melahirkan biasanya mengalami permasalahan saat menyusui antara lain: tidak tahu teknik menyusui yang benar, alami putting lecet atau sampai berdarah, ASI keluar sedikit atau bahkan tidak keluar, kurangnya dukungan keluarga atau orang terdekat, ibu bekerja, bayi terus menangis walaupun sudah disusui, hingga masalah ekonomi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Ibu Menyusui (Busui).

Bagaimana sih cara agar ASI lancar tanpa adanya stres walaupun sedang ada permasalahan? Ada beberapa langkah yang bunda bisa lakukan dengan mudah ya, ketika bunda mengalami tekanan atau permasalahan, yaitu:

  1. Berfikir positif.
  2. Katakan pada diri sendiri kalimat-kalimat positif, dapat dilakukan dengan mengucapkan dalam hati atau bersuara lirih dengan dilakukan berulang-ulang kali, seperti “Saya, Ibu yang beruntung karena bisa memberikan ASI untuk anak Saya”, “Bahagianya saya ketika bisa menggendong dan memberikan ASI”, “ASI saya selalu cukup untuk anak saya”, “Puting yang lecet ini akan segera sembuh”, “Anak saya tenang dan ceria, “Apapun permasalahan saya, pasti ada jalan keluarnya, dll. Kalimat positif bisa bunda sesuaikan dengan kondisi masalah bunda ya, kunci mengucapkan kalimat positif adalah hindari penggunaan kata “tidak” dan “jangan”. Hindari pula kalimat negatif yang buruk dan tidak memotivasi.

    Saat memproduksi ASI, tubuh melibatkan otak. Pada saat bayi mengisap payudara Bunda, ini juga merupakan sebuah rangsangan untuk kelenjar hipofisis di otak untuk melepaskan hormon oksitosin dan juga prolaktin ke dalam aliran darah. Kedua hormon ini bertugas untuk memproduksi ASI. Namun, ketika Bunda stres, stres dapat memperlambat pelepasan hormon oksitosin ke aliran darah, sehingga dapat mengganggu produksi ASI. Apa yang harus Bunda lakukan pertama kali stres muncul atau mengalami gejala depresi? Berfikirlah positif dan tenangkan diri bunda (Setiawan, 2020).

  3. Relaksasi nafas dalam.
  4. Relaksasi nafas dalam merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengurangi stres, kecemasan, dan ketegangan otot (Georga et al, 2018). Bunda dapat melakukan relaksasi nafas dalam dimana saja dan kapan saja, cukup 5 menit dengan tahapan menurut Kemenkes (2019) sebagai berikut:

    1. Duduk dengan posisi santai dan nyaman, bayangkan hal yang menyenangkan dengan mata terpejam
    2. Tarik nafas dari hidung dalam 3 detik, lalu hembuskan nafas dari mulut dalam 3 detik. Sambil membayangkan beban pikiran dilepaskan. Tahan selama 3 detik sebelum ambil nafas lagi
    3. Mensyukuri nikmat dari Tuhan yang Maha Esa, Ikhlas, pasrah dan sabar.
    Posisi Menyusui
  5. Menatap, menyentuh, dan tersenyum dengan bayi ketika menyusui.
  6. Menyusui membangun kedekatan (bonding) antara ibu dan anak, dan juga menjadi momen sekali seumur hidup yang akan diingat bayi. Saat menyusui dengan cara ini menciptakan efek dari bertatapan mata antara Ibu dan bayi. Saat saling bertatapan, emosi, detak jantung, dan aktivitas otak akan menjadi selaras.

    Menyusui dengan cara tersebut membuat tubuh melepaskan hormon oksitosin (hormon untuk produksi dan pengeluaran ASI). Hormon ini efeknya yang menenangkan membuat ibu bahagia dan ASI menjadi semakin lancar. Penelitian mengatakan bahwa aktivitas menyusui dapat meningkatkan produksi hormon endorfin (hormon kebahagiaan) dalam tubuh bayi, dengan meningkatnya hormon ini, bayi akan merasa lebih senang dan tenang, sehingga bayi akan lebih mudah tidur dan tenang (Davie et al, 2020 dan Shimao et al, 2021). Bunda juga harus menghindari kebiasaan breastfeeding while texting (brexting), adalah aktivitas dengan gawai yang dilakukan sembari menyusui (seperti memegang handphone, termasuk juga melakukan aktivitas lainnya saat menyusui) karena dapat memengaruhi tumbuh kembang anak termasuk hubungan antara ibu dan anak. Bagi ibu saat bekerja, dapat dilakukan sambil melihat foto bayi sambil terseyum saat memompa ASI.

  7. Minta dukungan orang terdekat suami dan keluarga.
  8. Bunda harus dapat meminta bantuan suami, keluarga, teman, atau orang terdekat bunda ketika kewalahan dan kelelahan mengurus bayi. Bunda dapat bercerita, mengeluarkan unek-unek dengan baik, meminta dukungan dan minta bantuan ketika bayi rewel minta di gendong sedangkan bunda membutuhkan istirahat, atau apapun yang bunda kerepotan ataupun kelelahan. Komunikasikan dengan baik bersama orang terdekat. Suami, keluarga dan orang terdekat, apabila keluarga terdekat kurang memahami pentingnya ASI eksklusif, bunda bisa membawa orang terdekat bunda untuk konseling laktasi ke tenaga kesehatan.

    Posisi Menyusui
  9. Me Time
  10. Me time adalah meluangkan waktu sejenak untuk diri sendiri. Memberikan waktu sejenak untuk diri sendiri atau me time penting untuk kesehatan dan kesejahteraan mental. Saat bayi atau anak bunda tertidur, bunda dapat melakukan me time yang bunda sukai seperti memakan sebungkus coklat, berendam air hangat, memakai masker wajah, berolahraga, melakukan hobi, dan aktivitas positif lainnya yang membuat ibu bahagia. Me time dilakukan tidak harus membutuhkan waktu lama, cukup 10 menit saja, Ibu bisa kembali ke rutinitas mengurus bayi.

  11. Konsultasi ke tenaga kesehatan.
  12. Kapan waktu yang tepat mencari bantuan medis? Kenali gejala stres dan pahami ketika sudah stres berlebihan atau stres jangka panjang, umumnya ditandai dengan berkembangnya berbagai gangguan cukup serius, seperti depresi (sedih lama dan berkepanjangan), obesitas, rambut rontok, gangguan makan, disfungsi seksual, dan gangguan kepribadian. Segera konsultasi ke perawat, bidan, psikolog, atau dokter psikiater untuk membantu menagani stres. Bunda tidak perlu takut atau malu untuk berkonsultasi, hal ini dilakukan untuk mencegah gangguan mental dan risiko bunuh diri (Kemenkes, 2019).

Kembali ke Daftar

Catatan Hati Bunda

CERITA SUKSES MENYUSUI

Bunda, ternyata banyak lho yang sudah berhasil menyusui dengan segala macam kondisi yang dialami. Kita baca yuk cerita yang sangat inspiratif berikut agar kita lebih termotivasi dan bersemangat untuk menyusui.


01 TETAP ASI EKSKLUSIF MESKI RINTANGAN MENGHAMPIRI
02 BANDUNG, CILACAP, JOGJAKARTA TETAP ASI EKSKLUSIF
03 SAATNYA BUNDA BERCERITA
Kembali ke Beranda

Tetap Asi Eksklusif Meski Rintangan Menghampiri

Aku wanita yang bekerja dan menikah di usiaku 26 tahun, dengan kondisi fisik tangan kananku yang cacat karena kecelakaan kendaraan dan masih minum obat antibiotik. Alhamdulillah tidak lama setelah menikah dinyatakan positif hamil, senang sekali karena itu memang harapanku, begitu menikah ingin segera memiliki anak tanpa menundanya. Keluarga tentu was was karena kondisi hamil muda dan sebelum tahu hamil masih mengkonsumsi antibiotik, ya tentu saja keluargaku khawatir anakku tidak sempurna fisiknya. Begitu tahu aku hamil, langsung ku stop semua obat yang aku konsumsi. Saat itu juga ku berkeinginan kalau anakku lahir akan memberikan ASI Eksklusif. Waktu berjalan hingga usia kehamilanku masuk usia 3 bulan, kondisi tanganku nyeri luar biasa karena siku palsu yang ada di dalam tubuh tanganku posisinya bergeser tidak pada tempatnya, hingga akhirnya ku memeriksakan kondisi tanganku. Dokter orthopedi mengatakan siku palsu harus segera di lepas karena posisinya bergeser. Mendengar hal itu, pikiranku kalut dan aku bersedih yang artinya aku harus menjalani operasi dalam keadaan hamil. Dokter Orthopedi bekerjasama dengan dokter Obsgyn mengatakan aku harus bersabar menunggu untuk dilakukan operasi sampai janin yang ada dalam kandunganku cukup kuat hingga usia 4 bulanan. Singkat cerita, aku menjalani operasi dengan pembiusan total saat hamil usia 4,5 bulan. Aku bercerita pada ibuku saat usia kandungan 5 bulan, bahwa ku tidak merasakan kedutan tanda janinku sedang bergerak. Mendengar hal itu, ibuku hanya diam dan tampak wajahnya khawatir, dan aku hanya bisa berdoa semoga anakku kuat, anakku baik-baik saja, sehat dan fisik lengkap sempurna, namun tetap ada rasa khawatir dan meneteskan air mata sambil juga mengatakan ku akan terima dan rawat anakku apapun kondisinya.

Aku yang ingin anakku sehat, semua nutrisi bergizi aku konsumsi, vitamin kandungan tidak pernah absen, namun obat antibiotik pasca operasi tangan waktu itu terpaksa aku konsumsi untuk mencegah infeksi anjuran dokter orthopedi dan tetap dalam persetujuan dokter obsgyn. Pikiranku yang terkadang terlintas hal tidak baik tentang anakku selalu aku tangkis dengan mengatakan “Jangan Ya Allah, Allah Maha Penyayang tolong berikan kesehatan untukku dan anakku” dan sangat tinggi keinginanku untuk memberikan ASI Eksklusif. Semua bacaan di google tentang menyusui, sukses menyusui, pompa ASI, cara menyimpan dan memberikan ASIP, semua hal tentang ASI selalu aku baca setelah pulang kerja, sampai saat itu aku juga baru tahu ada istilah lulus S1, S2, S3 ASI heehee. Gelar ini diberikan untuk pencapaian menyusui eksklusif selama 6 bulan pertama (S1), ASI diteruskan hingga usia bayi setahun (S2), dan lanjut tetap mendapatkan ASI sampai umur anak 2 tahun atau lebih (S3). Semangatku berkobar hingga sangat berkeinginan memberikan ASI sampai 2,5 tahun. Aku sangat prepare untuk memberikan ASI nantinya ketika anakku lahir, dari peralatan seperti botol kaca ASIP, tas ASIP (cool bag), ice pack, pompa ASI elektrik yang menurutku lumayan mahal harganya 2,5 juta pada awal tahun 2014 pun aku beli dengan menabung sebelumnya karena aku membutuhkannya dengan tangan kananku yang tidak bisa memompa.

Tibalah saatnya anakku lahir dengan persalinan normal Juli 2014, awal lahir sekitar 20 detik anakku tidak menangis, cemas iya, karena selama kehamilan 3 bulan sebelum persalinan anakku bergeraknya tidak aktif seperti cerita ibu-ibu hamil yang lain. Alhamdulillah lewat detik tersebut aku bisa mendengar suaranya, aku bahagia dan bersyukur karena anakku lahir sehat tanpa cacat fisik, dan langsung oleh tenaga medis dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), anakku mencari puting payudaraku dan berhasil langsung menghisap, rasanya luar biasa sangat bersyukur.

Posisi Menyusui

Ternyata menyusui awal anak pertamaku tidak selancar ekspektasiku. Anakku terus menangis karena ASI ku tidak kunjung keluar. Tetap aku rangsang menyusu akhirnya keluar juga kolostrum (ASI pertama keluar berwarna kuning keemasan) yang manfaatnya bagus sekali untuk kekebalan anak. Anakku adalah cucu pertama dari orangtuaku, cucu laki-laki dimana semua anak orangtuaku perempuan (tiga perempuan semua) tahu sendiri kan ya seperti apa bahagianya kedua orangtuaku. Masih posisi di RS setelah melahirkan, walaupun sudah minum ASI ku, ternyata anakku masih terus saja menangis, ibuku yang tidak tega mendengar anakku menangis terus, dan berfikir ASI ku tidak keluar deras dan anakku masih lapar akhirnya keluar tanpa aku tahu membeli Susu Formula (Sufor). Hancur sudah hatiku saat itu melihat ibuku membawa sekotak Sufor, dan hanya bisa pasrah anakku minum sufor dengan botol. Aku merasa sangat sedih, namun selalu teringat dari artikel yang pernah ku baca bahwa ASI tidak akan pernah keluar kalau aku sedih, mau payudara sedang penuh-penuhnya. ASI akan keluar lancar kalau aku bahagia. Ku usahakan tersenyum sambil melihat anakku, ku coba terus rangsang menyusu denganku.

Selama di rumah, ibuku masih berusaha ingin memberikan anakku sufor walaupun ASIku keluar, namun kelihatannya tidak deras. Aku umpetin sufornya dong, hahaa.. tidak ketemu di cari, heehee. Saat ibuku bilang anakku tidak kenyang, ASI ku sedikit, aku bilang “Ibu, kalau ASI ku tidak banyak tidak mungkin anakku pipis dan pup nya banyak”. Ibuku diam, karena kenyataannya memang anakku pipis terus dan pup nya banyak. Alhamdulillah setelah itu anakku minum ASI terus.

Rintangan selanjutnya adalah persiapan menabung ASIP karena cuti setelah melahirkan 1,5 bulan dan ku harus mempersiapkan ASIP yang cukup selama ku bekerja. Pertama kali memompa ASI hanya 15 cc yang keluar itu sudah 1 jam, rasanya sedih banget, dan bertambah sedih ketika dibandingkan juga dengan hasil pompa ASI saudara sepupu yang anaknya sudah berusia 5 bulan, dengan alat pompa ASI yang sama, lagi-lagi ASI ku dibilang sedikit isinya. Satu-satunya penyemangatku saat keluargaku sendiri yang membuat down, suami juga jauh kerjanya, penyemangatku itu adalah pengalaman ibu-ibu pejuang ASI yang sharing di google terkait ASI perah (ASIP). Pengetahuanku semakin bertambah, walaupun aku juga seorang tenaga kesehatan, yang sudah tahu tentang ASI ternyata banyak ilmu yang ku juga baru mengetahui. Aku bagikan ya, sedikit poin penting ilmu apa saja yang ku dapat sewaktu kuliah dan pengalaman pemberian ASI sendiri:

  1. Payudara ukuran kecil, sedang, besar tidak mempengaruhi produksi ASI. Jadi, Ibu-ibu tidak perlu khawatir semisal ukuran payudara kecil ya tidak berpengaruh apapun tetap bisa menyusui sampai gelar S3.
  2. ASI memang betul tidak akan keluar kalau kita stres. ASI keluar lancar kalau Ibu menyusui senang, jadi buatlah diri kita sendiri happy,. Makanya banyak juga kan ibu-ibu ukuran payudara besar namun ASI tidak keluar, salah satu faktornya adalah stres selain faktor-faktor lain seperti adanya penyakit misalnya.
  3. Semakin sering ASI disusukan atau dipompa, maka ASI akan terus di produksi, dan jumlah yang dikeluarkan semakin bertambah jumlahnya sesuai dengan kebutuhan bayi. Nah ini harus kita ketahui, bayi usia satu bulan, kebutuhan ASInya berbeda dengan usia 3 bulan, 5 bulan, dll. Lambung bayi yang baru lahir hanya seukuran kelereng, jadi wajar kalau ada Ibu menyusui baru pertama kali keluarnya cuma sedikit, semakin bertambah usia ukuran lambung bayi semakin besar, dan tentu saja menyusunya lebih banyak ASInya otomatis makin deras dan lancar.
  4. ASI berkualitas benar dipengaruhi oleh nutrisi bergizi dan cairan cukup. Jadi ibu menyusui tidak perlu diet, makanan yang kita konsumsi bakal jadi ASI yang berkualitas. Kurangi saja minuman manis ganti dengan air putih.

Nah itu sedikit informasi yang mungkin ada yang ibu menyusui belum tahu ya. Lanjut lagi terkait pompa ASI, ternyata juga kalau ingin dapat ASI lebih banyak bisa dilakukan dengan memopa payudara secara bersamaan, ketika di rumah payudara kanan sedang menyusui anak, payudara kiri kita pompa atau sebaliknya, sewaktu bekerja ku memakai dua alat pompa, payudara kanan dengan elektrik, payudara kiri dengan pompa manual, masyaAllah keluarnya lancar benar..coba deh.

Posisi Menyusui

Seiring berjalannya waktu, akhirnya ku bisa menabung ASI walaupun awal bekerja stok ASI masih sedikit. Bahkan ketika awal ku mulai bekerja lagi ibuku mencoba memberikan sufor lagi, anakku tidak doyan, lebih suka ASIP ku. Hehee.. Ibuku yang tadinya tidak tahu ASI bisa disimpan di kulkas, khawatir cucunya pilek, dll, perlahan paham tentang cara memanaskan ASI, cara pemberian ASI, anakku juga tidak bingung puting, dan justru setelah tahu ku sangat semangat untuk pompa ASI, stok ASIPku makin banyak di freezer, anakku sangat lahap diberikan ASIP, malah ibuku jadi paling semangat mendukungku, dan bangga walaupun bekerja masih bisa memberikan ASI, sampai memberitahu ke orang-orang ini ASIPku sebanyak ini, heehee. Alhamdulillah anakku lulus S3 ASI, rintangan di rumah, bekerja, dinas luar tidak membuatku stop pompa ASI.

Dukungan orang terdekat memanglah penting, bagi yang semangatnya turun ijinkan saya membagikan kalimat positif, kalimat ini yang membuat saya semangat lagi, anak saya lulus S3 ASI dengan waktu 2,5 tahun “Memberikan ASI tidak akan terulang lagi pada anak yang sama, berikanlah ASI dengan penuh cinta dan kasih sayang apapun rintangannya, anak yang diberikan ASI terbukti dalam penelitian lebih kebal daya tahan tubuhnya, tidak mudah sakit, dan lebih cerdas, dan ASI tidak bisa digantikan oleh sufor semahal apapun”.

Berjuanglah setidaknya 6 bulan menyusui atau bisa 1 sampai 2 tahun atau lebih, seperti anjuran Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 233: “Dan bagi para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

Saat saya menulis ini, anakku kini berusia 6,5 tahun, perjuanganku memberikan ASI dan ASIP selama 2,5 tahun terbukti Alhamdulillah anakku jarang sekali sakit, dan lebih mudah menangkap sesuatu ketika diajarkan. Bagi yang memiliki rintangan dengan orang tua, mertua, suami, atau siapapun dalam perjalanan menyusui atau pompa ASI, berikan penjelasan yang masuk akal dan tetap santun dalam menyampaikannya, buktikan kalau kita bisa. Semangat ibu-ibu pejuang ASI.

Kembali ke Daftar

Bandung, Cilacap, Jogjakarta Tetap Asi Eksklusif

Hamil, melahirkan dan menyusui anak ketiga dalam kondisi kuliah, menyusun tesis dan harus bolak balik Bandung-Cilacap-Jogjakarta tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Saya dan suami memang berkeinginan memiliki 3 orang anak, sejak kami menikah. Akan tetapi kehamilan anak ketigaku memang kehamilan yang belum direncanakan, karena saat itu kondisi mengharuskan selama 2 tahun harusbolak balik. Setelah melahirkan memang ternyata tidak mudah untuk mengurus keluarga dengan 3 anak, usia 6 tahun, 3 tahun, dan bayi baru lahir.

Dalam mengasuh anak, aku memang sudah bertekad untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan lanjut menyusui sampai minimal 2 tahun. Untuk itu aku memang sudah mempersiapkan dari kehamilan agar tetap bisa memberikan ASI eksklusif dalam kondisi yang berbeda dari menyusui yang sebelumnya, dan Alhamdulillah keluarga mendukung sepenuhnya aku untuk tetap memberikan ASI eksklusif, karena ASI adalah hak anak dan kami memahami sekali pentingnya ASI bagi kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kami nantinya. Dengan modal dukungan keluarga dan rasa sayang ke anak, saya yakin untuk tetap memberikan ASI Eksklusif. Dari sejak hamil sudah aku siapkan botol-botol untuk cadangan ASI, pompa ASI dan 2 coolbag, karena aku harus menyimpan ASI untuk 5 hari, yaitu hari Senin sampai Jumat.

Posisi Menyusui

Diawal menyusui Alhamdulillah berjalan lancar karena berbarengan dengan kegiatan pengambilan data penelitian yang tempatnya di Jogjakarta, sehingga secara jarak relatif lebih terjangkau. Beberapa kali anak saya yang baru lahir juga saya bawa bolak balik ke Jogja, karena belum bisa menyusu menggunakan botol dan harus menyusu langsung. Masalah sempet timbul, ketika sudah mulai aktif lagi ke Bandung, dengan jarak perjalanan 6 jam naik kereta aku harus tetap memompa ASI agar tidak berkurang dan harus mengkondisikan sebagai anak kos. Diawal berangkat ke Bandung, ASI perah sempat terbuang karena di kos tidak ada kulkas yang bisa digunakan untuk menyimpan ASI, untung aku sudah menyimpan ASI sebelumnya dirumah, sebelum berangkat ke Bandung. Untuk selanjutnya Alhamdulillah, teman yang beda kos ada yang menyusui juga sehingga akupun minta ijin untuk ikut menitipkan ASI, dan aku ambil setiap kali mau pulang ke Cilacap. Setiap pulang pergi Cilacap-Bandung naik kereta, aku juga selalu menggunakan kereta malam, sehingga aku lebih nyaman ketika mau memompa ASI dan cooling bag sudah aku siapkan dari awal. Agar ASIku tetap lancar, aku harus bener-bener telaten untuk selalu memompa ASI setiap minimal 2-3 jam sekali. Selama dirumah aku tetap menyusui bayiku secara langsung, jadi simpanan ASI benar-benar digunakan hanya ketika aku tidak ada dirumah. Alhamdulillah bayiku tidak penah mengalami bingung putting, dengan bergantian antara ASI yang diberikan dengan dot atau sendok dengan menyusu langsung. Aku juga benar-benar merasa bersyukur karena dukungan serta bantuan keluarga dan teman-teman sehingga aku tetap dapat memberikan ASIku.

Begitulan ceritaku sehingga anak ketigaku tetap mendapatkan ASI dan alhamdulillah pemberian ASI ini bisa saya lanjutkan sampai usia dua tahun bahkan lebih, sesuai dengan yang dianjurkan. Untuk itu, saya mengajak ibu-ibu semua yang memiliki bayi, untuk tetap dapat memberikan ASI eksklusif dan melanjutkan menyusui sampai usia 2 tahun, karena ASI merupakan hak anak. Yang penting sekali adalah, bahwa kita harus yakin bahwa ASI ibu cukup dan pasti bisa untuk memberikan ASI eksklusif, yakin juga bahwa bayi kita pintar dengan lebih memilih ASI dari pada susu formula dan tentunya ibu harus telaten ya untuk menyimpan ASI perah. Keyakinan kita dan nutrisi serta minum yang cukup in syaa Alloh akan membuat ASI kita lancar.

Salam Pejuang ASI..


*********

Nah Bunda, masih ada banyak cerita yang bisa kita jadikan motivasi untuk sukses menyusui. Jadi Bunda, apapun kendala yang Bunda alami, jangan patah semangat. Jika Bunda sudah mempunyai keyakinan dan berniat akan memberikan ASI eksklusif pada si kecil, semua kendala pasti dapat teratasi. Kalau yang lain bisa, bunda pasti bisa. Yakinkan diri Bunda bahwa Bunda mampu untuk menyusui, maka keberhasilan menyusui sudah di depan mata.
Oke Bunda, tetap semangat menyusui dan salam ASI!

Kembali ke Daftar

Saatnya Bunda Bercerita

Setiap bunda punya kisah. Tentang perjuangan, harapan, tawa, dan air mata. Tentang malam-malam panjang, pelukan hangat, dan cinta yang tak pernah habis.

Di ruang ini, kami mengundang bunda untuk menuliskan cerita—kisah nyata yang mungkin sederhana, tapi penuh makna. Bagaimana perjalanan menyusui bunda? Apa tantangan yang pernah dihadapi? Siapa yang menjadi kekuatan di balik senyum bunda?

Tak ada cerita yang terlalu kecil. Karena setiap pengalaman adalah cahaya bagi bunda lainnya. Mari berbagi. Mari menginspirasi.

Dan bunda juga tak harus memendam semuanya sendiri. Cerita, rasa lelah, harapan, dan kebahagiaan—semua itu boleh dibagikan. Kepada suami, keluarga, sahabat, atau siapa pun yang menjadi tempat bersandar. Kadang, satu pelukan atau kata sederhana dari orang terdekat bisa menjadi kekuatan baru.

Mari buka hati, mari berbagi. Karena kisah bunda adalah bagian dari kekuatan yang menyatukan kita semua.

Kembali ke Daftar
Posisi Menyusui

Penyusun

Siti Rochana, Ns., M. Kep

Septi Tri Aksari, M. Keb

----------------------------

email : lasirah2025@gmail.com

Kembali ke Beranda

Hasil Rating Pengguna

5 / 5

1 rating

Kembali ke Beranda

Statistik N 1

Kembali ke Beranda

Bunda Nonton Dulu Yuk...

Video ini berisi panduan visual dan tips praktis untuk membantu Anda dalam mengatasi tantangan menyusui sehari-hari. Selamat menonton!

Kami berharap video ini dapat memberikan wawasan dan semangat baru bagi para Bunda.

Kembali ke Beranda